loading...
Loading...
Ilustrasi Kaya Dalam Islam
Ilmu yang berkah adalah ilmu yang bisa memberikan manfaat sekalipun hanya sedikit. Di dalam kitab Wafayatul A'yan, Karya Al Qadhi Ibnu Khallikan dikisahkan tentang seorang ahli ilmu nahwu sekaligus ilmu sastra yang bernama Nadhr Bin Syumail Al Mazini. Nadhr juga ahli hadis yang tinggal di daerah Bashrah.
Akan tetapi, meski memiliki ilmu yang banyak, kehidupan Nadhr bisa dikatakan sangat miskin. Ironis lagi, masyarakat setempat juga tidak banyak membantu Nadhr dan tidak menghargai keilmuwan yang dimiliki Nadhr.
Nadhr kemudian pindah ke daerah Khurasan. Orang - orang bashrah yang saat itu jumlahnya sekitar 3000-an melepaskan dirinya begitu saja tanpa beban. Di Khurasan, ilmu yang dimiliki Nadhr banyak diajarkan kepada penduduk setempat. Bahkan, karena ketinggian ilmunya, ia diundang oleh Amirul Mukmin Al Makmun ke rumahnya untuk mengajari ilmu nahwu.
Baca Juga ( Mati Berlumur Darah Akibat Suka Merebut Istri Orang )
AHLI ILMU NAHWU
Malam itu Nadhr datang dengan mengenakan pakaian yang bertambal dan kumal. Melihat hal itu, Al Makmun pun merasa heran dan berkata, "Wahai Nadhr, kesehajaan apakah ini sehingga engkau menemuiku dengan pakaian tambalan seperti ini ?" sapa Al Makmun mengawali pembicaraan.
"Wahai Amirul Mukiminin, aku adalah lelaki tua yang lemah, sedangkan cuaca di sana sangat panas. Dengan baju bertambal ini aku bisa mendinginkan diri," Jawab Nadhr berusaha menyembunyikan kemiskinannya.
Beberapa saat kemudian, keduanya pun melangsungkan terlibat pembicaraan yang mengalir. Di tengah - tengah pembicaraan itu, Al Makmun membacakan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Husyaim. Hadis itu artinya, "Jika seorang laki - laki menikahi wanita karena Agama dan kecantikannya, maka ia mendapatkan bekal untuk menutupi kebutuhan," jelas Al Makmun.
Namun, ketika membaca hadis tersebut, Al Makmum mengucap lafaz "sadad" yang terdapat dalam hadis itu. Rupanya ia memberi fathah pada huruf sin dan lafa "sadad" tersebut.
Mengdengar ucapan itu, Nadhr langsung menyela. "Wahai Amirul Mukminin, mestinya lafaz itu dibaca sidad, huruf sin pada lafaz itu dikasrah".
"Wahai Nadhr, bagaimana engkau membaca sidad ?" tanya Al Makmun.
"Karena jika dibaca sadad, maka akan keliru," jawabnya.
"Engkau mengatakan aku keliru ?" tanya Al Makmun.
"Yang keliru adalah Husyaim. Ia adalah orang yang sering keliru dan engkau wahai Amirul Mukminin, mengikuti lafaznya," Jawaban dengan tegas.
"Lalu, apa perbedaan antara sadar dengan sidad ?" kejar Al Makmun dengan penasaran.
Baca Juga ( Jenazah Tukang Maksiat Menebar Bau Busuk )
80 RIBU DIRHAM
"Yang pertama berarti keseimbangan dalam Agama dan jalan lurus, sementara yang kedua berarti kehidupan yang sepadan dan segala sesuatu yang engkau gunakan untuk meluruskan sesuatu maka ia adalah sidad," Ujarnya.
"Apakah orang - orang Arab mengetahui hal itu ?" tanya Al Makmun lagi.
"Ya, tapi mereka menyia - nyiakanku," imbuhnya.
Al Makmun takjub dengan keilmuwan yang dimiliki Nadhr. Ia kemudian menulsikan sesuatu di sebuah kertas. Kemudian kertas itu diberikan kepada Nadhr.
"Sampaikan kertas ini bersama kepada Al Fadhl bin Sahal," jelas Al Makmun.
Nadhr lantas pamit pulang. Keesokan harinya ia menyerahkan kertas itu kepada Al Fahl. Al Faghl terkejut dan berkata, "Wahai Nadhr, sesungguhnya Amirul Mukminin telah memerintahkan untuk memberimu uang 50.000 dirham, apakah sebenarnya yang terjadi ?"
Nadhr pun menceritakan kepadanya tentang kejadian yang telah dialaminya sebelumnya. Setelah mendengar cerita tentang dirinya itu, Fadhl pun memberinya tambahan uang sebesar 30.000 dirham sehingga Nadhr menerima uang sejumlah 80.000 dirham. padahal ia hanya mengajarkan satu huruf saja kepada Al Makmun.
Nah, semoga kisah Nadhr bin Syumail Al Mazini ini bisa menjadi Inspirasi dan Motivasi bagi kita semuanya, tetaplah berikan ilmu yang kita punyai kepada orang lain meskipun ilmu itu hanya sedikit, kecil atau tidak sebesar ilmu - ilmu yang lainnya.
loading...
0 Response to "Menjadi Kaya Karena Satu Huruf "
Posting Komentar