loading...
Loading...
ARSYIS MUSYAHADAH/PENA
Seminar Qur’an dan Parenting Membentuk Keluarga Qur’ani di Masjid Nurul Amal, Komplek BI, Pasar Minggu, Jakarta (09/10/2016).
Kalau meninggal dunia, apa yang diwariskan orang Islam untuk anak-anak nantinya?
Demikian pertanyaan yang terlontar dalam acara Seminar Qur’an dan Parenting Membentuk Keluarga Qur’ani di Masjid Nurul Amal, Komplek BI, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
“Yang kita wariskan adalah hal yang paling berharga. Dan hal paling berharga tersebut adalah al-Qur’an yang di dalamnya terdapat peringatan bagi kaum Muslim,” terang Dr Ahmad Hatta, pemateri seminar, sambil menyebutkan Surat Al-Anbiya ayat 10.
Ahmad Hatta menambahkan, rahasia kehebatan para Sahabat Nabi terletak pada komitmen mereka terhadap al-Qur’an. Mereka menjadi manusia dengan tingkat karakter paling tinggi.
Menurut pakar tafsir tersebut, ada tiga rahasia yang menjadikan mereka mendapat capaian yang sangat banyak.
Rahasia pertama, mereka tidak punya referensi lain kecuali al-Qur’an. Apabila ada permasalahan maka selalu merujuk pada al-Qur’an.
Rahasia kedua, para sahabat menganggap al-Qur’an adalah komando, dan tidak ada alasan untuk menolak perintah tersebut.
Ketiga, mereka tidak membaca al-Qur’an kecuali dengan mentadabburinya.
Al-Qur’an, lanjut pimpinan Maghfirah Grup ini, pertama kali diturunkan untuk didengarkan. Sehingga cara mewariskan al-Qur’an pertama kali dengan cara membiasakan anak-anak mendengarkan al-Qur’an setiap saat.
“Tentu saja lebih baik lagi jika orang tua yang membacakan al-Qur’an untuk anak-anaknya, karena hal itu akan lebih berkesan,” paparnya menceritakan pengalaman keluarganya.
Kisah Sahabat
Lebih jauh, Ahmad Hatta, menyebutkan kisah Fudhail bin Iyadh yang mendapat hidayah setelah mendengar bacaan al-Qur’an.
Disebutkan, Fudhail di zaman jahiliyah pernah berniat mencuri isi rumah seseorang. Tiba-tiba Fudhail mendengar lantunan al-Qur’an dari rumah tersebut.
Alih-alih mencuri, ia lalu berpaling dari niatnya dan justru terketuk dengan bacaan sang tuan rumah.
Sebelum menutup materi, Ahmad Hatta juga menceritakan kisah Rabi’ah bin Ka’ab, seorang pelayan Rasulullah yang bertugas mengurus air dan sepatu untuk Nabi.
Satu hari, Rasulullah menanyakan apa keinginan Rabi’ah sebagai hadiah darinya. Rabi’ah yang berumur 15 tahun ternyata tak lantas antusias dengan hadiah yang dijanjikan.
Berhari-hari Rabiah berpikir, hingga ia menjawab, keinginannya hanya untuk menemani Rasulullah di surga.
Menurut Ahmad, kisah inspiratif ini menguatkan bahwa pikiran seorang anak tak melulu urusan main atau duniawi semata.
“Tinggal siapa yang mengarahkan mereka untuk berpikir akhirat selalu,” tutup Ahmad Hatta.
Untuk diketahui, selain pemateri di atas, hadir pula Salafuddin Abu, penulis buku best seller Balita pun Hafal Al-Qur’an dan Fajar Abdul Rakhim, hafidz cilik penderita Celebral Palsy Spastik.
Nama yang kedua adalah penghafal al-Qur’an 30 juz di usia 4,5 tahun. Disebutkan, penyakit dan kekurangan Fajar tidak melunturkan semangat dan kecintaannya terhadap al-Qur’an.
loading...
0 Response to "Tiga Rahasia Kehebatan Sahabat Nabi Menurut Pakar Tafsir Al-Qur’an"
Posting Komentar