About

Buat Ahok, Anies Lebih Mengerikan? (Waspadai Kesantunan)

loading...
Loading...


Kontradiksi dalam Pilkada DKI merupakan pertentangan tingkat mikro di Jakarta, yang dengan jelas merepresentasikan pertentangan tingkat makro di Indonesia, antara Jokowi dengan para borjuis rente yang sudah meledak semenjak Pilpres 2014 yang lalu. Karena itu maka Jokowi dan Ahok memang tidak bisa dipisahkan, karena mereka adalah simbol dari perjuangan dalam melawan “sekarang dan selamanya” menghadapi kekuatan borjuis rente yang terus menerus menggerogoti perekonomian dan perpolitikan Indonesia.

Salah satu calon harus menghadapi dua kekuatan lama, yaitu AHY mewakili kekuatan SBY dan Anies mewakili kekuatan Prabowo, dan dua kekuatan lama ini sudah turun gunung. Keduanya identik dengan oligarki borjuis.

Namun disisi lain, nama AHY terangkat lebih dulu dalam ruang “populis” yang dalam hal ini merupakan lawan Ahok. Baik itu karena dia putra sang mantan sekaligus bully kepadanya dimedia sosial. Hingga tampak seperti dia unggul dan lawan yang menakutkan, ditambah lagi barisan mobilisasi massa disebut-sebut berada dalam skuat tim AHY.

Ada sesuatu yang tampak adem dan santai yang harus diperhatikan. Siapa lagi kalau bukan Anies Bawesdan. Namanya terus menanjak dalam grafik survei bahkan sampai debat pada putaran ke-dua, Anies menyalip AHY. Seperti yang saya buka di awal tulisan bahwa selain ada kekuatan SBY dalam lawan Ahok, jangan lupa dibelakang Anies ada Prabowo, yang juga sangat piawai dalam strategi politik. Ketika pilpres menghadapi Jokowi, selisih suara tidak begitu telak.

Litbang Kompas melakukan survei untuk melihat preferensi publik pada Pilkada DKI Jakarta pada 28 Januari-4 Februari 2017. Hasil survei menunjukkan bahwa cagub-cawagub nomor pemilihan satu DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni memiliki elektabilitas 28,2 persen.

Kemudian, elektabilitas cagub-cawagub nomor pemilihan dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sebesar 36,2 persen, dan pasangan nomor pemilihan tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno memiliki elektabilitas 28,5 persen.

Sementara itu, responden yang belum menentukan pilihannya (undecided voters) sebanyak 7,1 persen.

Survei kali ini merekam perubahan pola dukungan masing-masing pasangan calon bila dibandingkan dengan hasil survei Litbang Kompas pada 7-15 Desember 2016. Elektabilitas Agus-Sylvi menurun, sementara Ahok-Djarot dan Anies-Sandi meningkat.

 (Kompas.com).
loading...

0 Response to "Buat Ahok, Anies Lebih Mengerikan? (Waspadai Kesantunan)"

Posting Komentar