loading...
Loading...
Jalan masuk menuju sebuah kampung di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Di kampung ini marak lokasi prostitusi rumahan.
SUBANG - Kondisi Kampung Cinta ini sudah terkenal sebagai kampung yang sebagian wanitanya biasa menerima pria iseng dari luar daerah. Di kampung ini ada sejumlah rumah warga yang jadi ‘tempat menikah siri’. Salah satunya rumah milik Mang ABS.
Lokasi rumahnya berada dekat dengan sepotong hutan di ujung desa. Menuju kesana perlu melewati pemukiman padat, lalu jalan becek yang kiri-kanannya hutan. Kemudian rumahnya ada di ujung jalan yang langsung berbatasan dengan hutan.
Mang ABS (37), sedang menghaluskan batang-batang kayu, Kamis (22/1) sore. Begitu Warta Kota datang bersama UNY, Mang ABS menghentikan kerjanya, lalu menyuruh masuk.
Rumahnya terdiri dari dua paviliun. Paviliun utama berlantai dua, tempat tinggal Mang ABS dan keluarganya. Paviliun kedua adalah tempat tamu yang datang. Tadinya Mang ABS tinggal di paviliun kedua, tapi dua tahun lalu dia mulai membangun satu paviliun lagi yang jadi tempat tinggal keluarganya kini.
Di paviliun tempat menjamu pria iseng itu terdapat tiga kamar, dua kamar mandi, dan dua ruang tamu. Ada juga speaker besar untuk memasang musik. Di setiap kamar hanya ada kipas angin rusak, tempat tidur reot, dan pintu kamar yang dikunci dengan besi panjang bengkok.
Tak lama Warta Kota menunggu, tiba-tiba muncul seorang perempuan berusia 16 tahun (JN) dan 21 tahun (PT). PT adalah mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Subang. Beberapa saat kemudian Mang ABS mulai menyuguhkan minuman.
Selanjutnya obrolan mulai ngalor-ngidul sambil minum dan merokok. Lalu bagian depan rumah mendadak ramai oleh lelaki. “Tenang saja, itu teman-teman saya semua. Memang di sini tempat nongkrongnya,” kata UNY yang melihat muka kami berubah cemas.
JN datang dengan agak canggung dan justru sibuk dengan ponsel android samsung miliknya. Dia pun tertawa-tawa sendiri, asyik dengan ponselnya. Sementara PT segera akrab berbicara. Melihat tingkah PT, JN berubah ramah dan menyingkirkan ponselnya.
JN mengaku baru setahun terlibat dalam dunia malam. Sementara PT mengaku hanya sesekali saja menerima tamu. “Kalau sedang butuh uang saja baru kesini,” kata PT yang berambut panjang itu kepada Warta Kota.(Theo Yonathan Simon Laturiuw/Harian Warta Kota)
Lokasi rumahnya berada dekat dengan sepotong hutan di ujung desa. Menuju kesana perlu melewati pemukiman padat, lalu jalan becek yang kiri-kanannya hutan. Kemudian rumahnya ada di ujung jalan yang langsung berbatasan dengan hutan.
Mang ABS (37), sedang menghaluskan batang-batang kayu, Kamis (22/1) sore. Begitu Warta Kota datang bersama UNY, Mang ABS menghentikan kerjanya, lalu menyuruh masuk.
Rumahnya terdiri dari dua paviliun. Paviliun utama berlantai dua, tempat tinggal Mang ABS dan keluarganya. Paviliun kedua adalah tempat tamu yang datang. Tadinya Mang ABS tinggal di paviliun kedua, tapi dua tahun lalu dia mulai membangun satu paviliun lagi yang jadi tempat tinggal keluarganya kini.
Di paviliun tempat menjamu pria iseng itu terdapat tiga kamar, dua kamar mandi, dan dua ruang tamu. Ada juga speaker besar untuk memasang musik. Di setiap kamar hanya ada kipas angin rusak, tempat tidur reot, dan pintu kamar yang dikunci dengan besi panjang bengkok.
Tak lama Warta Kota menunggu, tiba-tiba muncul seorang perempuan berusia 16 tahun (JN) dan 21 tahun (PT). PT adalah mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Subang. Beberapa saat kemudian Mang ABS mulai menyuguhkan minuman.
Selanjutnya obrolan mulai ngalor-ngidul sambil minum dan merokok. Lalu bagian depan rumah mendadak ramai oleh lelaki. “Tenang saja, itu teman-teman saya semua. Memang di sini tempat nongkrongnya,” kata UNY yang melihat muka kami berubah cemas.
JN datang dengan agak canggung dan justru sibuk dengan ponsel android samsung miliknya. Dia pun tertawa-tawa sendiri, asyik dengan ponselnya. Sementara PT segera akrab berbicara. Melihat tingkah PT, JN berubah ramah dan menyingkirkan ponselnya.
JN mengaku baru setahun terlibat dalam dunia malam. Sementara PT mengaku hanya sesekali saja menerima tamu. “Kalau sedang butuh uang saja baru kesini,” kata PT yang berambut panjang itu kepada Warta Kota.(Theo Yonathan Simon Laturiuw/Harian Warta Kota)
loading...
0 Response to "Fenomena Kampung Cinta: Banyak Rumah Warga Jadi Tempat Nikah Siri"
Posting Komentar