loading...
Loading...
PERTAMA: MENGUCAPKAN KALIMAT
SYAHADAT KETIKA WAFAT
Diantara hadits-hadits yang menunjukkan hal itu adalah:
Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ كَنَ آَخِرِ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
"Barangsiapa yang pada akhir kalimatnya mengucapkan 'La ilaha illallah'-tiada ilah yang berhak di ibadahi dengan benar selain allah- maka ia dimasukkan ke dalam surga." HR. Hakim dan selainnya dengan sanad hasan dari sahabat Mu’adz رضي الله عنه
Dan dari jalan lain yang juga berasal darinya (Mu’adz رضي الله عنه) dengan lafazh:
مَا مِنْ نَفْسٍ تَمُوْتُ وَهِيَ تَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَأَنِّيْ رَسُولُ اللهِ, يَرْجِعُ ذَلِكَ إِلَى قَلْبِ إِلاَّ غَفَرَ اللهُ لَـهَا
"Tidaklah satu jiwa meninggal dunia dan ia bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Alloh semata dan bersaksi bahwasanya aku adalah utusan Alloh, yang demikian itu berasal dari hati yang yakin, melainkan Alloh akan memberikan ampunan padanya."
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Ahmad, dan selain keduanya. Dishohihkan oleh Ibnu Hibban dan menurutku (Syaikh al-Albani) sanad hadits ini adalah hasan, sebagaimana yang telah saya jelaskan dalam ash-Shohiihah (no. 2278).
Hadits ini mempunyai syahid (penguat) dari hadits Abu Huroiroh رضي الله عنه dan telah disebutkan dalam bab at-Talqin paragraf pertama, hal, 10. (Kitab Ahkamul Janaiz).
Hadits Kedua:
Dari Tholhah bin 'Ubaidillah رضي الله عنه dia berkata, "'Umar melihat Tholhah bin 'Ubaidillah merasakan sakit yang parah, kemudian dia bertanya, 'Apa yang terjadi denganmu wahai Abu Fulan? Apakah isteri pamanmu menyakitimu?' Dia berkata 'Tidak (dan dia memberikan pujian kepada Abu Bakar), hanya saja aku pernah mendengar satu hadits dari Rasulullah صلي الله عليه وسلم dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangiku untuk bertanya kepada beliau mengenai hadits itu kecuali kemampuan di atasnya sehingga beliau meninggal. Aku mendengar beliau bersabda:
أَنِّيْ لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَا يَقُوْ لُهَا عَبْدٌ عِنْدَ مَوْتِهِ إِلاَّ أَشْرَقَ لَـهَا لَوْنُهُ، وَنَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَتَهُ
"Sesungguhnya aku mengetahui satu kalimat, tidaklah seorang hamba mengucapkannya ketika hendak meninggal melainkan warnanya akan menyinarinya (dia akan tampak cerah) dan Alloh melepaskan kesusahannya"
Tholhah berkata, "Maka 'Umar berkata, 'Sesungguhnya aku mengetahui kalimat itu!' Tholhah berkata, 'Kalimat apakah itu?' 'Umar berkata, 'Tahukah engkau satu kalimat yang lebih agung dari kalimat yang beliau perintahkan kepada pamanmu ketika hendak meninggal adalah: Laa ilaaha illallah.' Tholhah berkata, 'Engkau benar, demi Alloh itulah kalimat tersebut.'" Diriwayatkan oleh Imam Ahmad
(no. 1384) dan sanad-sanadnya shohih, Ibnu Hibban (no. 2) dengan lafazh yang serupa. Juga al-Hakim (1:350, 351) dan tambahan di atas (dalam kurung) adalah miliknya, dia berkata, "Shohih atas syarat al-Bukhori din Muslim," dan disepakati oleh adz-Dzahabi.)
Dan dalam pembahasan ini telah disebutkan beberapa hadits dalam bab at-Talqin.
KEDUA: KETIKA WAFAT DAHINYA BERKERINGAT
Ini berdasarkan hadits dari Buraidah ibnul Khasib رضي الله عنه. Adalah Buraidah, dahulu ketika di Khurasan, menengok saudaranya yang tengah sakit, namun didapatinya ia telah wafat, dan terlihat pada jidatnya berkeringat, kemudian ia berkata, "Allahu Akbar, sungguh aku telah mendengar Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
مَوْتُ الْمُؤْمِنُ بِعَرَقِ الْجَبِينِ
'Matinya seorang mukmin adalah dengan berkeringat dahinya.'"
(HR. Ahmad, an-Nasa'i, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim, ath-Thayalusi dan Abu Nu’aim. Hakim berkata Shohih berdasarkan syarat Muslim dan disepakati Adz-Dzahabi. Dan hadits ini memiliki satu syahid dari hadits dari Abdullah bin Mas'ud رضي الله عنه, yang diriwayatkan oleh Ath-Thobroni dalam al-Ausath dan al-Kabir dan para perawainya tsiqoh, para perawi ash-Shohih sebagaimana terdapat dalam al-Majma’)
KETIGA: WAFAT PADA MALAM JUM'AT ATAU HARI JUM'AT
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الجُمُعَةِ، أَوْ لَيْلَةِ الْـجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ الله فِتْنَةً الْقُبْرِ
'Tidaklah seorang muslim yang wafat pada hari Jumat atau pada malam Jumat kecuali pastilah Allah menghindarkannya dari siksa kubur."
HR. Imam Ahmad dan al-Fasawi didalam al-Ma’rifah melalui dua jalan dari Abdullah bin Amr, dan at-Tirmidzi dari salah satu jalan. Dan hadits ini mempunyai syahid dari sahabat Anas dan Jabir bin abdullah dan selain keduanya. Hadits ini hasan atau shohih dengan seluruh jalan periwayatannya.
KEEMPAT: MATI SYAHID DALAM MEDAN PERANG
Mengenai hal ini Allah عزّوجلّ berfirman:
وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيَاء عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ. فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُواْ
بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ. يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ
"janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki, mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman." (Ali Imran: 169-171)
Adapun hadits-hadits Rasulullah صلي الله عليه وسلم yang berkenaan dengan masalah ini sangat banyak dijumpai, di antaranya adalah sebagai berikut.
Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda
لِلشَّهِيْدِ عِنْدَ اللهِ سِتُّ خِصَالٍ: يُغْفَرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ، وَيُرَى مَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَيَأْمَنُ الْفَزَعَ الْأَكْبَرَ،
وَيُحَلَّى حِلْيَةَ الْإِيْمَانِ، وَيُزَوَّجُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ، وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِيْنَ إِنْسَانًا مِنْ أَقَارِبِهِ
"Bagi orang yang mati syahid ada enam keistimewaan yaitu, diampuni dosanya sejak mulai pertama darahnya mengucur, melihat tempatnya di dalam surga, dilindungi dari azab kubur dan terjamin keamanannya dari malapetaka besar, merasakan kemanisan iman, dikawinkan dengan bidadari, dan diperkenankan memberikan syafa'at bagi tujuh puluh orang kerabatnya."
(HR at-Tirmidzi dan menshohihkannya, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Seorang sahabat Rasulullah صلي الله عليه وسلم berkata, "Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah صلي الله عليه وسلم dan berkata, Wahai Rasulullah, mengapa orang mukmin mengalami fitnah di kuburan mereka kecuali yang mati syahid?' Beliau menjawab,:
بِبَارِقَةِ السُّيُوْفِ عَلَي رَأْسِهِ فِتْنَةًكَفَيْ
'Cukuplah ia menghadapi gemerlapnya pedang di atas kepalanya sebagai fitnah.'" (HR an-Nasa'i dan sanadnya shohih)
Catatan
Dapatlah memperoleh mati syahid asalkan permintaannya benar-benar muncul dari lubuk hati dan dengan penuh keikhlasan, kendatipun ia tidak mendapat kesempatan mati syahid dalam peperangan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم:
مَنْ سَأَلَ الله الشُّهَادَةَ بِصِدْقِ، بَلَّغَهُ اللهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَي فِرَاشِهِ
"Barangsiapa yang memohon mati syahid kepada Allah dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan menyampaikannya derajat para syuhada sekalipun ia mati di atas ranjangnya." (HR Imam Muslim dan al-Baihaqi)
KELIMA: MATI JIHAD FI SABILILLAH
Ada dua hadits Rasulullah صلي الله عليه وسلم, Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda,
مَا تَعُدُّوْنَ الشَّهِيْدَ فِيْكُمْ؟ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ. قَالَ: إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيْلٌ. قَالُوْا: فَمَنْ هُمْ يَا
رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ, وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ فيِ الطَّاعُوْنَ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ
فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَالْغَرِيْقُ شَهِيْدٌ
"Apa yang kalian kategorikan sebagai orang yang mati syahid di antara kalian?" Mereka menjawab, "Wahai Rasulullah, yang kami anggap sebagai orang yang mati syahid adalah siapa saja yang mati terbunuh dijalan Allah." Beliau saw. bersabda, "Kalau begitu umatku yang mati syahid sangatlah sedikit." Para sahabat kembali bertanya, "Kalau begitu siapa sajakah dari mereka yang mati syahid, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Barangsiapa yang terbunuh dijalan Allah, yang mati sedang berjuang di jalan Allah, dan yang mati karena penyakit kolera, yang mati karena penyakit perut1 maka dialah syahid, dan orang yang mati tenggelam dialah syahid."
(HR Muslim, Ahmad dari Abu Hurairah, dan ada hadits dari Umar yang diriwayatkan Hakim dan al-Baihaqi).
Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda, "Siapa saja yang keluar di jalan Allah lalu mati atau terbunuh, maka ia adalah mati syahid. Atau yang dibanting oleh kuda atau untanya lalu mati atau digigit binatang beracun atau mati di atas ranjangnya dengan kematian apa pun yang dikehendaki Allah, maka ia pun syahid dan baginya surga."
(HR Abu Daud, al-Hakim, dan al-Baihaqi, dari Hadits Abu Malik al-Asy’ari dan dishohihkan oleh Hakim tetapi sebenarnya derajat hadits tersebut hasan.)
Kemudian jelas bagi saya (al-Bani) kesalahan (penilaian hadits) ini bahwa sesungguhnya hadits tersebut dho’if. Silahkan melihat pembahasannya secara terperinci dalam kitab Silsilah al-Haadiits adh-Dha’ifah no. 5320.
Catatan kaki:
1. Yakni disebabkan penyakit yang menyerang perut: seperti busung lapar, diare dan sejenisnya.
KEENAM: MATI DISEBABKAN PENYAKIT THO'UN (KOLERA)
Tentang ini banyak hadits Rasulullah صلي الله عليه وسلم meriwayatkannya, di antaranya sebagai berikut: Dari Hafshah binti Sirin bahwa Anas bin Malik berkata, "Bagaimana Yahya bin Abi Umrah mau?" Aku jawab, "Karena terserang penyakit kolera." Ia berkata, "Rasulullah صلي الله عليه وسلم telah bersabda:
الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِم
'Penyakit kolera adalah penyebab mati syahid bagi setiap muslim.'" (HR Imam Bukhari, ath-Thayalusi, dan Ahmad)
Aisyah رضي الله عنها bertanya kepada Rasulullah صلي الله عليه وسلم tentang penyakit kolera. Lalu beliau menjawab,
أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ فَجَعَلَهُ اللَّهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَنْ
يُصِيبَهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ
"Adalah dahulunya penyakit kolera merupakan azab yang Allah timpakan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, kemudian Dia jadikan sebagai rahmat bagi kaum mukmin. Maka tidaklah seorang hamba yang dilanda wabah kolera lalu ia menetap di kampungnya dengan penuh kesabaran, dan mengetahui bahwa tidak akan menimpanya kecuali apa yang Allah tetapkan baginya pahala orang yang mati syahid. (HR Imam Bukhari, al-Baihaqi, dan Ahmad)
Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
يَأْتِيْ الشُّهَدَاءُ وَالْمُتَوَفُّوْنَ بِالْطَّاعُوْنِ، فَيَقُوْلُ أَصْحَابُ الْطَّاعُوْنِ : نَـحْنُ شُهَدَاءُ ، فَيَقُالُ: اُنْظُرُوا فَإِنْ كَانَتْ جِرَاحُهُمْ كَجِرَاحِ الشُّهَدَاءِ
تَسِيْلُ دَمًا رِيْحَ الْمِسْكِ ، فَهُمْ شُهَدَاءُ ، فَيَجِدُونَـهُمْ كَذَلِكَ
“Akan datang (pada hari Kiamat) para syuhada dan orang yang meninggal karena penyakit tho'un lalu orang yang terkena tho'un berkata, "Kami adalah syuhada" Maka dikatakan (kepada para syuhada) 'Lihatlah, apabila luka-luka mereka seperti luka para syuhada yang mengalirkan kan darah berbau misk (kesturi), maka mereka adalah syahid.' Maka mereka (para syuhada) mendapatinya seperti itu."
(Diriwayatkan oleh Ahmad (IV:185), dan ath-Thobroni dalam al-Kabiir dengan sanad yang hasan sebagaimana dikatakan oleh al-Hafizh dari 'Utbah bin 'Abd as-Sulami رضي الله عنه Dan hadits ini memiliki syahid dari hadits al-'Irbadh bin Sariyah رضي الله عنه diriwayatkan oleh an-Nasa-i, Ahmad dan ath-Thobroni dan dihasankan pula oleh al-Hafizh. Hadits ini hasan dengan beberapa syahidnya.)
Dan di dalam pembahasan ini terdapat hadits dari Abi Huroiroh, di mana hadits ini telah disebutkan di point kelima, hadits pertama. Dan akan disampaikan pula di point kedelapan dan kesembilan. Dan hadits dari 'Ubadah akan disampaikan point kesepuluh.
KETUJUH: MATI KARENA KERACUNAN (SAKIT PERUT)
Tentang ini terdapat dua hadits Rasulullah bersabda:
وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيْدٌ
…dan yang mati karena penyakit perut maka dialah syahid (HR. Muslim, lihat poin ke 5)
Abdullah bin Yasar berkata, Aku duduk-duduk bersama Sulaiman bin Shard dan Khalid bin Arfadhah. Keduanya menceritakan tentang seseorang yang wafat karena sakit perut. Keduanya pun kemudian berharap dapat memperoleh mati syahid. Berkatalah yang satu kepada yang lain, "Bukankah Rasulullah صلي الله عليه وسلم pernah bersabda:
مَنْ يَقْتُلْهُ الْبَطْنُهُ فَلَنْ يَعَذَّبَ فِيْ قَبْرِهِ
“Siapa saja yang wafat karena penyakit perut maka tak akan mendapat azab kubur”
yang lain menjawab, 'Memang benar.'" (HR an-Nasa'i, at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, ath-Thayalusi, dan Ahmad).
KEDELAPAN DAN KESEMBILAN:
MATI TENGGELAM DAN TERTIMPA RERUNTUHAN (TANAH LONGSOR)
Rasulullah صلي الله عليه وسلم Bersabda:
(Diriwayatkan oleh Ahmad (IV:185), dan ath-Thobroni dalam al-Kabiir dengan sanad yang hasan sebagaimana dikatakan oleh al-Hafizh dari 'Utbah bin 'Abd as-Sulami رضي الله عنه Dan hadits ini memiliki syahid dari hadits al-'Irbadh bin Sariyah رضي الله عنه diriwayatkan oleh an-Nasa-i, Ahmad dan ath-Thobroni dan dihasankan pula oleh al-Hafizh. Hadits ini hasan dengan beberapa syahidnya.)
Dan di dalam pembahasan ini terdapat hadits dari Abi Huroiroh, di mana hadits ini telah disebutkan di point kelima, hadits pertama. Dan akan disampaikan pula di point kedelapan dan kesembilan. Dan hadits dari 'Ubadah akan disampaikan point kesepuluh.
KETUJUH: MATI KARENA KERACUNAN (SAKIT PERUT)
Tentang ini terdapat dua hadits Rasulullah bersabda:
وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيْدٌ
…dan yang mati karena penyakit perut maka dialah syahid (HR. Muslim, lihat poin ke 5)
Abdullah bin Yasar berkata, Aku duduk-duduk bersama Sulaiman bin Shard dan Khalid bin Arfadhah. Keduanya menceritakan tentang seseorang yang wafat karena sakit perut. Keduanya pun kemudian berharap dapat memperoleh mati syahid. Berkatalah yang satu kepada yang lain, "Bukankah Rasulullah صلي الله عليه وسلم pernah bersabda:
مَنْ يَقْتُلْهُ الْبَطْنُهُ فَلَنْ يَعَذَّبَ فِيْ قَبْرِهِ
“Siapa saja yang wafat karena penyakit perut maka tak akan mendapat azab kubur”
yang lain menjawab, 'Memang benar.'" (HR an-Nasa'i, at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, ath-Thayalusi, dan Ahmad).
KEDELAPAN DAN KESEMBILAN:
MATI TENGGELAM DAN TERTIMPA RERUNTUHAN (TANAH LONGSOR)
Rasulullah صلي الله عليه وسلم Bersabda:
اَلشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
"Para syuhada itu ada lima; orang yang mati karena wabah kolera, karena sakit perut, tenggelam, tertimpa reruntuhan bangunan, dan syahid berperang dijalan Allah." (HR Imam Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, dan Ahmad)
KESEPULUH: WANITA YANG MATI KARENA MELAHIRKAN
Ini berdasarkan hadits yang diberitakan dari Ubadah ibnush Shamit رضي الله عنه bahwa Rasulullah صلي الله عليه وسلم menjenguk Abdullah bin Rawahah yang tidak bisa beranjak dari pembaringannya, kemudian beliau bertanya, "Tahukah kalian, siapakah syuhada dari umatku?" Orang-orang yang ada menjawab, "Muslim yang mati terbunuh." Beliau bersabda, "Kalau hanya itu para syuhada dari umatku sangat sedikit. Muslim yang mati terbunuh adalah syahid, dan mati karena penyakit kolera adalah syahid,
الْمَرْأَةُ يَقْتُلُهَا وَلَدُهَا جَمْعَاءَ شَهَادَةٌ، يَجُرُّهَا وَلَدُهَا بِسَرَرِهِ إِلَى الْجَنَّةِ
begitu pula perempuan yang mati ketika bersalin adalah syahid (anaknya akan menariknya dengan tali pusarnya ke dalam surga)." (HR Ahmad, ad-Darimi, dan ath-Thayalusi)
Menurut Imam Ahmad ada periwayatan seperti itu melalui jalur sanad lain di dalam Musnad-nya.
KESEBELAS DAN KEDUA BELAS : MATI TERBAKAR DAN PENYAKIT BUSUNG PERUT
Tentang ini banyak sekali riwayat, dan yang paling masyhur adalah dari Jabir bin Atik secara marfu',
اَلشُّهَدَاءُ سَبْعَةٌ سِوَيْ الْقَتْلِ فِي سَبِيْلِ اللهِ الـمَطْعُوْنَ شَهِيْدٌ، وَالْغَرَقُ شَهِيْدٌ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيْدٌ، وَ الْـمَبْطُوْنَ شَهِيْدٌ، وَالْـحَرَقُ
شَهِيْدٌ، وَالَّذِيْ يَـمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيْدٌ، وَالْـمَرْأَةُ تَمُوتُ بِـجُمْعٍ شَهِيْدٌ
"Para syuhada ada tujuh; mati terbunuh dijalan Allah, karena penyakit kolera adalah syahid, mati tenggelam adalah syahid, karena penyakit busung lapar (tumor di rusuk) adalah syahid, karena penyakit perut keracunan adalah syahid, karena terbakar adalah syahid, dan yang mati karena tertimpa reruntuhan (bangunan atau tanah longsor) adalah syahid, serta wanita yang mati pada saat mengandung adalah syahid." (HR Imam Malik, Abu Daud, an-Nasa'i, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Catatan kaki:
1. Terjemah lain mengartikan Tumor di Rusuk untuk arti وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ
KETIGA BELAS: MATI KARENA PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC)
Ini berdasarkan sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم,
الْقَتْلِ فِي سَبِيْلِ اللهِ شَهادَةٌ، وَنُّفَسَاءُ شَهادَةٌ، وَالْـحَرَقُ شَهادَةٌ ، وَ الْـغَرْقُ شَهادَةٌ، وَالْـسِّلُّ شَهادَةٌ، وَالبَطْنُ شَهادَةٌ
"Mati dijalan Allah adalah syahid, dan perempuan yang mati ketika tengah melahirkan adalah syahid, mati karena terbakar adalah syahid, mati karena tenggelam adalah syahid, mati karena penyakit TBC adalah syahid, dan mati karena penyakit perut adalah syahid." (HR ath-Thabrani)
KEEMPAT BELAS: MATI KARENA MEMPERTAHANKAN
HARTA DARI PERAMPOK
Dalam hal ini banyak sekali haditsnya, di antaranya sebagai berikut.Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ,(وفي روايه: مَنْ أُرِيْدُ مَالُهُ بِـغَيْرِ حَقٍّ فَقُتِلَ) فَهُوَ شَهِيدٌ
"Barangsiapa yang mati karena mempertahankan hartanya (dalam riwayat lain, 'Barangsiapa menuntut hartanya yang dirampas lalu ia terbunuh') maka dia adalah syahid." (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, an-Nasa'i, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Abu Hurairah رضي الله عنه berkata,
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ جَاءَ رَجُلٌ يُرِيْدُ أَخْذَ مَالِي قَالَ فَلاَ تَعْطِهِ مَالَكَ قَالَ أَرَأَيْتَ
إِنْ قَاتَلَنِي قَالَ قَاتِلْهُ قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ قَاتَلَنِي قَالَ فَأَنْتَ شَهِيْدٌ قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ قَاتَلْتُهُ قَالَ هُوَ فِي النَّارِ
"Seorang laki-laki datang kepada Nabi صلي الله عليه وسلم seraya bertanya, 'Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku bagaimana bila ada seseorang yang datang dan akan merampas hartaku.' Beliau menjawab, Jangan engkau berikan.' Ia bertanya, 'Bagaimana bila ia membunuhku?' Beliau menjawab, 'Engkau mati syahid.' Orang itu bertanya kembali, 'Bagaimana bila aku yang membunuhnya?' Beliau saw. menjawab, 'Ia masuk neraka.'" (HR Imam Muslim, an-Nasa'i, dan Ahmad)
Mukhariq رضي الله عنه berkata,
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ الرَّجُلُ يَأْتِينِي فَيُرِيدُ مَالِي قَالَ ذَكِّرْهُ بِاللَّهِ قَالَ فَإِنْ لَمْ يَذَّكَّرْ قَالَ فَاسْتَعِنْ عَلَيْهِ مَنْ حَوْلَكَ
مِنْ الْمُسْلِمِينَ قَالَ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ حَوْلِي أَحَدٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ قَالَ فَاسْتَعِنْ عَلَيْهِ بِالسُّلْطَانِ قَالَ فَإِنْ نَأَى السُّلْطَانُ عَنِّي (وَعَجَّلَ عَلَيَ) قَالَ قَاتِلْ
دُونَ مَالِكَ حَتَّى تَكُونَ مِنْ شُهَدَاءِ الْآخِرَةِ أَوْ تَمْنَعَ مَالَكَ
"Seorang laki-laki datang kepada Nabi صلي الله عليه وسلم dan berkata, 'Ada seorang laki-laki hendak merampas hartaku.' Beliau bersabda, 'Ingatkan dia akan Allah.' Orang itu bertanya, 'Bila tetap saja tak mau berzikir?' Beliau menjawab, 'Mintalah tolong orang di sekitarmu dalam mengatasinya.' Orang itu bertanya lagi, 'Bila tidak saya dapati di sekitarku seorang pun?' Beliau menjawab, 'Serahkan dan minta tolonglah kepada penguasa.' Ia bertanya, 'Bila penguasa itu jauh tempatnya dariku (sedangkan dia bersegera membunuhku)?' Beliau bersabda, 'Perangilah ia dalam membela hartamu hingga kau mati dan menjadi syahid, atau untuk mencegah hartamu dirampas."' (HR an-Nasa'i dan Ahmad)
KELIMA BELAS DAN KEENAM BELAS:MATI DALAM MEMBELA AGAMA DAN JIWA
Dalam hal ini ada dua riwayat hadits, sebagai berikut. Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَ مَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَ مَنْ قُتِلَ دِيْنِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَ مَنْ قُتِلَ دُونَ دَمِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
"Barangsiapa mati terbunuh dalam membela hartanya maka ia mati syahid, dan siapa saja yang mati dalam membela keluarganya maka ia mati syahid, dan barangsiapa yang mati dalam rangka membela agama (keyakinannya) maka ia mati syahid, dan siapa saja yang mati mempertahankan darah (jiwanya) maka ia syahid." (HR Abu Daud, an-Nasa'i, at-Tirmidzi, dan Ahmad).
Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ قُتِلَ دُونَ مُظْلِمَتِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
"Barangsiapa mati dalam rangka menuntut haknya (yang terdzalimi) maka ia mati syahid." (HR an-Nasa'i)
KETUJUH BELAS: MATI DALAM BERJAGA-JAGA DIJALAN ALLAH
Dalam hal ini ada dua hadits dari Rasulullah صلي الله عليه وسلم. Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ، وَإِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِي كَانَ يَعْمَلُهُ، وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ وَأَمِنَ الْفَتّاَنَ
"Berjaga-jaga (waspada) di jalan Allah sehari semalam adalah lebih baik daripada berpuasa selama sebulan dengan mendirikan (shalat) pada malam harinya. Apabila ia mati, maka mengalirkan pahala amalannya yang dahulu dilakukannya dan juga rezekinya serta aman dari siksa kubur (fitnah kubur)." (HR Imam Muslim, an-Nasa'i, at-Tirmidzi, al-Hakim, dan Ahmad).
Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
كُلُّ مَيِّتٍ يُخْتَمُ عَلَى عَمَلِهِ إِلَّا الَّذِي مَاتَ مُرَابِطًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَإِنَّهُ يُنَمَّى لَهُ عَمَلُهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَيَأْمَنُ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ
"Setiap orang yang meninggal akan disudahi amalannya kecuali orang yang mati dalam berjaga-jaga di jalan Allah; maka amalannya dikembangkan hingga tiba hari kiamat nanti serta terjaga dari fitnah kubur." (HR Abu Daud, at-Tirmidzi, al-Hakim, dan Ahmad)
KEDELAPAN BELAS: ORANG YANG MENINGGALPADA SAAT MENGERJAKAN AMAL SHALEH
Ini berdasarkan sabda Rasulullah صلي الله عليه وسلم,
مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ صَامَ يَوْمًا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ تَصَدَّقَ
بِصَدَقَةٍ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Barangsiapa mengucapkan 'La ilaha illallah' dengan berharap akan keridhaan Allah dan di akhir hidupnya mengucapkannya, maka ia akan masuk surga. Dan barangsiapa yang berpuasa sehari mengharapkan keridhaan Allah kemudian mengakhiri hidupnya dengannya (puasa), maka masuk surga. Dan barangsiapa bersedekah mencari ridha Allah dan menyudahi hidupnya dengannya (sedekah), maka ia akan masuk surga." (HR Ahmad)
Peringatan
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam Al-Fath (VI:43) ketika menyebutkan hal-hal yang menyebabkan seseorang mati syahid dan kriterianya, "Telah terkumpul pada kami dari banyak jalan yang jayyid (bagus) lebih dari dua puluh kriteria."Al-Bukhori membuat bab tersendiri dalam kitab Shohiihnya (VI/89), "Baab Laa Yaquulu, 'Fulaanun Syahiid” (Bab Tidak Boleh Mengatakan, Fulan Syahid). Ini adalah sesuatu yang dianggap remeh oleh kebanyakan orang, mereka seringkah mengatakan, "Asy-syahid fulan... dan Asy-syahid fulan."
loading...
0 Response to ""Subhanallah" Inilah tanda tanda mati dalam keadaan Khusnul Khotimah"
Posting Komentar