About

Kisah Persahabatan Sunan Bungkul dan Sunan Ampel (edisi Ziarah Waliyuallah Surabaya)

loading...
Loading...


Boengkoel Park (Nama Taman Bungkul versi Majalah Soerabaja)

Kisah Sunan Bungkul, Surabaya berkaitan erat dengan Raden Rahmat atau Sunan Ampel. Konon, Raden Rahmat atau Ali Rahmatullah (kemudian dikenal sebagai Sunan Ampel) diyakini pernah singgah di tempat ini setelah berbulan-bulan melakukan perjalanan dengan naik perahu dari Trowulan, Majapahit (sekarang Mojokerto, Jawa Timur). Raden Rahmat atau Sunan Ampel singgah di tempat Bungkul saat tengah menyusuri Kalimas sebelum menuju ke kawasan Ampel Denta (kawasan Surabaya Utara). Dari cerita beberapa sumber, Sunan Ampel kemudian lama ikut ngawuloatau menetap di kawasan Bungkul yang saat itu masih hutan belantara.




Surau yang Dibangun Bersama Sunan Bungkul dan Sunan Ampel

“Sunan Bungkul adalah guru dari Raden Rahmat atau Ali Rahmatullah (kemudian dikenal sebagai Sunan Ampel)” ujar penjaga makam Sunan Bungkul. Menurut testimoni dari Vivanews.com, Muhammad Khuzaini warga Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur “Saya mendapat pemahaman dari kiai saya, Mbah atau Sunan Bungkul ini guru sekaligus tokoh spiritualnya Raden Rahmat sebelum menjadi Sunan Ampel.”

Terdapat dua peninggalan sejarah yang masih ada hingga saat ini, yang menjadi bukti kuatnya hubungan antara Sunan Bungkul dengan Sunan Ampel. Dua artefak tersebut adalah surau kecil dan air karomah. Menurut kisah, surau kecil di kawasan Makam Sunan Bungkul dibangun Sunan Bungkul bersama Sunan Ampel. Begitu pula dengan air karomah, dikisahkan bahwa air karomah tersebut berasal dari air sumur buatan Sunan Bungkul dan Raden Rahmat. Air Karomah tersebut bisa langsung diminum tanpa dimasak.


Kendi dan Gentong Air Karomah di Kawasan Makam Sunan Bungkul

Dikisahkan sumur air karomah ini dibuat dalam waktu semalam. Sumur air karomah atau ada yang menyebutkan sumur tua terletak diantara pohon sawo kecik dan beringin. Konon, saat akan mengambil air wudhu untuk sholat malam, Raden Rahmat (Sunan Ampel) tidak menjumpai air. Kemudian, sesaat setelah bermunajad, ia mengajak Sunan Bungkul untuk menggali tanah. Dalam sekejap galian itu sudah mengeluarkan air yang sangat bening dan sejuk.
loading...

0 Response to "Kisah Persahabatan Sunan Bungkul dan Sunan Ampel (edisi Ziarah Waliyuallah Surabaya)"

Posting Komentar