loading...
Loading...
Asy-Shahrastany (W.1153), dalam bukunya Al-Milal Wa An-Nihal mengemukakan tujuh alasan Shahrastany mengapa Iblis membangkang perintah Allah.
Teolog dan pakar perbandingan agama itu mengilustrasikan iblis mempertanyakan keadaannya sambil mengadu kepada malaikat.
Kata iblis: "Aku mengakui dan percaya, bahwa Allah adalah Tuhanku dan Tuhan seluruh makhluk. Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa, tidak dipertanyakan tentang kudrat dan kehendak-Nya.
Kata iblis: "Aku mengakui dan percaya, bahwa Allah adalah Tuhanku dan Tuhan seluruh makhluk. Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa, tidak dipertanyakan tentang kudrat dan kehendak-Nya.
Aku berserah diri kepada-Nya. Bila Dia berkehendak (menciptakan sesuatu) Dia hanya berfirman: Kun/Jadilah, maka jadilah ia. Dia Maha Bijaksana, tetapi ada sekian pertanyaan yang tertuju terhadap kebijaksanaan-Nya:
Tuhan telah mengetahui, sebelum Dia menciptakanku, apa yang akan kulakukan.
Tuhan telah mengetahui, sebelum Dia menciptakanku, apa yang akan kulakukan.
Maka mengapa Dia menciptakan aku?
Dia menciptakan aku sesuai dengan kehendak-Nya, maka mengapa Dia membebankan kepadaku tugas-tugas yang sebenarnya tidak berguna bagi-Nya jika kulakukan, tidak juga dia merugi bila kuabaikan?
Dia telah menugaskan kepadaku aneka tugas dan telah kupenuhi atas asas pengetahuan dan ketaatan. Maka mengapa Dia menugaskan lagi aku bersujud kepada Adam?
Kalaupun Dia menugaskan kepadaku secara mutlak, dan menugaskan secara khusus untuk sujud kepada Adam, maka mengapa Dia mengutuk aku dan mengusirku dari surga, padahal aku tidak melakukan sesuatu kecuali berkata: Aku tidak akan sujud kecuali kepada-Mu?
Kalau pun Dia menugaskan aku secara mutlak dan secara khusus, dan sebagai akibatnya aku dikutuk dan diusir-Nya dari surga, maka mengapa Dia memberi kesempatan aku untuk menggoda Adam, sehingga dia pun terpaksa keluar dari surga. Bukankah lebih baik dia tidak memperkenankan aku menggodanya, sehingga Adam dapat dengan tenang hidup di surga tanpa terganggu olehku?
Kalau pun Dia telah mengusir aku dari surga dan tercipta permusuhan aku dan Adam, maka mengapa pula Dia menganugerahkan kepadaku kemampuan untuk menggida anak cucunya? Aku dapat melihat mereka sedangkan mereka tidak dapat melihatku. Aku dapat mempengaruhi mereka dengan bisikan-bisikanku, sedangkan kekuatan dan kemampuan mereka tidak dapat mempengaruhiku. Bukankah membiarkan anak cucu Adam itu hidup dalam kesucian sebagaimana keadaan mereka ketika lahir, lebih baik buat mereka?
Kalau semua itu harus terjadi, maka mengapa Dia memenuhi permohonanku untuk hidup sampai waktu tertentu (kiamat)? Bukankah lebih baik jika permohonan itu ditolaknya sehingga dunia ini diliputi oleh kebaikan dan keharmonisan?
Setelah mendengar alasan-alasan itu _lanjut Assyahratani_ Allah berfirman kepada malaikat:
Katakan kepada iblis: Engkau berbohong, tidak tulus ketika berkata bahwa engkau berserah diri kepada-Ku. Kalau engkau benar dan jujur dalam ucapanmu, bahwa Aku adalah Tuhan seru sekalian alam, maka pastilah engkau tidak akan berkata "mengapa". Bukankah Aku Tuhan yang tiada Tuhan selain Aku? Tidak dipertanyakan apa yang Aku lakukan, sedangkan semua makhluk akan diminta pertanggungjawabannya.
Dia menciptakan aku sesuai dengan kehendak-Nya, maka mengapa Dia membebankan kepadaku tugas-tugas yang sebenarnya tidak berguna bagi-Nya jika kulakukan, tidak juga dia merugi bila kuabaikan?
Dia telah menugaskan kepadaku aneka tugas dan telah kupenuhi atas asas pengetahuan dan ketaatan. Maka mengapa Dia menugaskan lagi aku bersujud kepada Adam?
Kalaupun Dia menugaskan kepadaku secara mutlak, dan menugaskan secara khusus untuk sujud kepada Adam, maka mengapa Dia mengutuk aku dan mengusirku dari surga, padahal aku tidak melakukan sesuatu kecuali berkata: Aku tidak akan sujud kecuali kepada-Mu?
Kalau pun Dia menugaskan aku secara mutlak dan secara khusus, dan sebagai akibatnya aku dikutuk dan diusir-Nya dari surga, maka mengapa Dia memberi kesempatan aku untuk menggoda Adam, sehingga dia pun terpaksa keluar dari surga. Bukankah lebih baik dia tidak memperkenankan aku menggodanya, sehingga Adam dapat dengan tenang hidup di surga tanpa terganggu olehku?
Kalau pun Dia telah mengusir aku dari surga dan tercipta permusuhan aku dan Adam, maka mengapa pula Dia menganugerahkan kepadaku kemampuan untuk menggida anak cucunya? Aku dapat melihat mereka sedangkan mereka tidak dapat melihatku. Aku dapat mempengaruhi mereka dengan bisikan-bisikanku, sedangkan kekuatan dan kemampuan mereka tidak dapat mempengaruhiku. Bukankah membiarkan anak cucu Adam itu hidup dalam kesucian sebagaimana keadaan mereka ketika lahir, lebih baik buat mereka?
Kalau semua itu harus terjadi, maka mengapa Dia memenuhi permohonanku untuk hidup sampai waktu tertentu (kiamat)? Bukankah lebih baik jika permohonan itu ditolaknya sehingga dunia ini diliputi oleh kebaikan dan keharmonisan?
Setelah mendengar alasan-alasan itu _lanjut Assyahratani_ Allah berfirman kepada malaikat:
Katakan kepada iblis: Engkau berbohong, tidak tulus ketika berkata bahwa engkau berserah diri kepada-Ku. Kalau engkau benar dan jujur dalam ucapanmu, bahwa Aku adalah Tuhan seru sekalian alam, maka pastilah engkau tidak akan berkata "mengapa". Bukankah Aku Tuhan yang tiada Tuhan selain Aku? Tidak dipertanyakan apa yang Aku lakukan, sedangkan semua makhluk akan diminta pertanggungjawabannya.
loading...
0 Response to "Mengapa Iblis membangkang perintah ALLAH"
Posting Komentar