About

Kisah Seorang Siswi Palestina

loading...
Loading...


بِسْـــــــمِ أللَّهِ ألرَّحْمَنِ ألرَّحِيْ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

•´ ♥♥ `• Renungan •´ ♥♥ `•
Islamic Knowledge
♥♥♥ Kisah Seorang Siswi Palestina ♥♥♥
ﷲ¸¸.•**•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*• ❤ •*¨*•.¸¸ﷲ

ini adalah kisah tentang seorang siswi di sebuah
sekolah putri di Palestina. Hari itu dewan sekolah
berkumpul seperti biasanya. Di antara keputusan
dan rekomendasi yang dikeluarkan dewan dalam
pertemuan ini adalah pemeriksaan mendadak bagi
siswi di dalam aula. Dan benar, dibentuklah tim
khusus untuk melakukan pemeriksaan dan mulai
bekerja. Sudah barang tentu, pemeriksaan
dilakukan terhadap segala hal yang dilarang masuk
di lingkungan sekolah seperti hand phone
berkamera, foto-foto, gambar-gambar dan surat-
surat cinta serta yang lainnya.

Keamanan saat itu nampak normal dan stabil,
kondisinya sangat tenang. Para siswi menerima
perintah ini dengan senang hati. Mulailah tim
pemeriksa menjelajah semua ruangan dan aula
dengan penuh percaya diri. Keluar dari satu
ruangan masuk ke ruangan lainnya. Membuka tas-
tas para siswi di depan mereka. Semua tas kosong
kecuali berisi buku-buku, pena dan peralatan
kebutuhan kuliah lainnya. Hingga akhirnya
pemeriksaan selesai di seluruh ruangan kecuali satu
ruangan. Di situlah bermula kejadian. Apakah
sebenarnya yang terjadi ???

Tim pemeriksa masuk ke ruangan ini dengan
penuh percaya seperti biasanya. Tim meminta izin
kepada para siswi untuk memeriksa tas-tas
mereka. Dimulailah pemeriksaan.
Saat itu di ujung ruangan ada seorang siswi yang
tengah duduk. Dia memandang kepada tim
pemeriksa dengan pandangan terpecah dan mata
nanar, sedang tangannya memegang erat tasnya.
Pandangannya semakin tajam setiap giliran
pemeriksaan semakin dekat pada dirinya. Tahukah
anda, apakah yang dia sembunyikan di dalam
tasnya ???

Beberapa saat kemudian tim pemeriksa memeriksa
siswi yang ada di depannya. Dia pun memegang
sangat erat tasnya. Seakan dia mengatakan, demi
Allah mereka tidak akan membuka tas saya. Dan
tiba lah giliran pemeriksaan pada dirinya.
Dimulailah pemeriksaan.
Tolong buka tasnya anakku, kata seorang guru
anggota tim pemeriksa. Siswi itu tidak langsung
membuka tasnya. Dia melihat wanita yang ada di
depannya dalam diam sambil mendekap tas ke
dadanya. Barikan tasmu, wahai anakku, kata
pemeriksa itu dengan lembut.

Namun tiba-tiba dia
berteriak keras: tidak … tidak … tidak …
Teriakan itu memancing para pemeriksa lainnya
dan merekapun berkumpul di sekitar siswi
tersebut. Terjadilah debat sengit: berikan … tidak …
berikan … tidak …
Adakah rahasia yang dia sembunyikan??? Dan apa
yang sebenarnya terjadi???
Maka terjadilah adegan pertarungan tangan untuk
memperebutkan tas yang masih tetap berada
dalam blockade pemiliknya. Para siswi pun
terhenyak dan semua mata terbelalak. Seorang
dosen wanita berdiri dan tangannya diletakan di
mulutnya. Ruangan tiba-tiba sunyi.

Semua
terdiam. Ya Ilahi, apakah sebenarnya yang ada di
dalam tas tersebut. Apakah benar bahwa si
Fulanah (siswi) tersebut ….
Setelah dilakukan musyawarah akhirnya tim
pemeriksa sepakat untuk membawa sang siswi
dan tasnya ke kantor, guna melanjutkan
pemeriksaan yang barang kali membutuhkan
waktu lama …
Siswi tadi masuk kantor sedang air matanya
bercucuran bagai hujan. Matanya memandang ke
arah semua yang hadir di ruangan itu dengan
tatapan penuh benci dan marah.

Karena mereka
akan mengungkap rahasia dirinya di hadapan
orang banyak. Ketua tim pemeriksa
memerintahkannya duduk dan menenangkan
situasi. Dia pun mulai tenang. Dan kepala sekolah
pun bertanya, apa yang kau sembunyikan di
dalam tas wahai anakku …?
Di sini, dalam saat-saat yang pahit dan sulit, dia
membuka tasnya. Ya Ilahi, apakah gerangan yang
ada di dalamnya??? Bukan. Bukan. Tidak ada
sesuatu pun yang dilarang ada di dalam tasnya.
Tidak ada benda-benda haram, hand phone
berkamera, gambar dan foto-foto atau surat cinta.

Demi Allah, tidak ada apa-apa di dalamnya kecuali
sisa makanan (roti). Ya, itulah yang ada di dalam
tasnya.
Setelah ditanya tentang sisa makanan yang ada di
dalam tasnya, dia menjawab, setelah menarik
nafas panjang.
“Ini adalah sisa-sisa roti makan pagi para siswi,
yang masih tersisa separoh atau seperempatnya di
dalam bungkusnya. Kemudian saya kumpulkan
dan saya makan sebagiannya. Sisanya saya bawa
pulung untuk keluarga saya di rumah …Ya, untuk
ibu dan saudara-saudara saya di rumah. Agar
mereka memiliki sesuatu yang bisa disantap untuk
makan siang dan makan malam.

Kami adalah
keluarga miskin, tidak memiliki siapa-siapa. Kami
bukan siapa-siapa dan memang tidak ada yang
bertanya tentang kami. Alasan saya untuk tidak
membuka tas, agar saya tidak malu di hadapan
teman-teman di ruangan tadi.”
Tiba-tiba suara tangis meledak ruangan tersebu.
Mata semua yang hadir bercucuran air mata
sebagai tanda penyesalan atas perlakukan buruk
pada siswi tersebut.

Ini adalah satu dari sekian banyak peristiwa
kemanusiaan yang memilukan di Palestina. Dan
sangat mungkin juga terjadi di sekitar kehidupan
kita. Kita tidak tahu, barang kali selama ini kita tidak
peduli dengan mereka. Doa dan uluran tangan kita,
setidaknya bisa sedikit meringankan penderitaan
mereka. Khususnya saudara-saudara kita di
Palestina yang hingga kini terus dilanda tragedi
kemanusiaan akibat penjajahan Zionis Israel.
loading...

0 Response to "Kisah Seorang Siswi Palestina "

Posting Komentar