loading...
Loading...
“Sajati jatining ngelmu Lungguhe cipta pribadi Pustining pangestinira Gineleng dadya sawiji, Wijaning ngelmu dyatmika Neng kahanan ening-ening” Hakikat ilmu yang sejati Letaknya pada cipta pribadi Maksud dan tujuannya, Disatukan adanya, Lahirnya ilmu unggul, Dalam keadaan hening seheningnya.....
Nah, sebelum membahas lebih jauh, Penulis akan bedarkan terlebih dahulu dasar-dasar yang ada pada karomah Ayat Kursy, sehingga dengan pemahaman yang cukup jelas ini anda tidak akan ragu untuk mengamalkannya.
Dalam pandangan ahli kebathinan, Ayat Kursy disebut-sebut pula dengan istilah Ummul Ilmi atau induknya ilmu. Sedangkan menurut Ahli Hikmah menyebut Ayat Kursy sebagai Ummul Mahabbah atau induknya pengasihan. Sedangkan yang terakhir menurut ahli mistik kejawen, mereka menyebut Ayat Kursy dengan istilah Segoro Ilmu atau lautnya ilmu.
Memang, dengan banyaknya manfaat yang terkandung dalam ayat Al kursy, maka tidak heran bila sejak zaman dahulu kala hingga sekarang ini para ahli kebathinan berlomba ingin mendapatkan intisari kekuatannya. Namun bagaimanapun juga, Ilmu Ayatul kursy tidak mudah kita peroleh dangan hanya mengamalkan atau sekedar membacanya.
Ilmu Ayatul Kursy ini punya sanad muttasil atau garis silsilah turun temurun yang tetap dijaga, sehingga dengan kemuttasilannya, Ilmu Ayatul Kursy menjadi salah satu ilmu paling mustajabah di muka bumi.
Berikut Penulis akan beberkan sanad atau silsilah turun temurun amalan Ayat Kursy yang sampai sekarang masih dilestarikan sehingga akan ada manfaat dan karomahnya.
Pertama kali amalan ini tercetus dari baginda Rasulullah SAW, lalu Beliau mengijazahkannya pada Nabiyullah KHidir AS. Khidir mengijazahkannya kepada tiga orang Quthbul Mutlak, yakni Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani, Syeikh Abil Qosim Al Bagdadi, dan Syeikh Abu Hasan Assyadzili.
Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani mengijazahkan secara ruhaniyyah kepada Syeikh Syarief Hidayatulloh dan Mbah Kuwu Cakra Buana. Syeikh Syarif Hidayatulloh akhirnya mengijazahkan kepada putranya, Pangeran Cirebon.
Nah, dari sini silsilah amalan ini sempat putus dan baru ada setelah selang 154 tahun, yaitu dari Syeikh Abdul Baqir yang menerimanya lewat hawatif yang diberikan langsung oleh Sunan Gunung Jati Cirebon. Akhirnya, dari sinilah amalan ini turun temurun diijzahkan hingga sampai sekarang.
Penulis lanjutan lagi silsilah amalan Ayatul Kursy lewat Syeikh Abdul Baqir, dengan runutan sebagai berikut:
Syeikh Abdul Baqir-Syeihk Majegung Sekti-Syeikh Abdul Lathif-Kan’an bin Nawawi-Muhammad Suyuti- Ahmad Al Idrus-Kyai Bukhori-Kyai Martapada- kyai Jani Kusuma diningrat- Abah Thosin- Abah Inu- Abah Hud- Abah Ilyas-Kyai Burhan- Kyai Nawawi dan yang terakhir adalah Idris Nawawi (Penulis).
Namun, sebagai ta’dzim watahriman atau menghormati para ahlillah, Anda yang ingin melestarikan amalan ini tidak perlu semua pengijazah diatas dibaca, cukup memulai tawassul seperti berikut ini:
- Ila hadrotin nabiyyil musthofa rosulillahi SAW, Al Fatihah 1x.
- Tsumma ila hadroti ashabihi minal ambiya’i wal mursalin wa a khussu khossotan, ila hadrotin nabiyalloh ilal Abbasil Hidir Baliya bin Malkan As, waila hadroti syeikh Muhyiddin Abdul Qodir Al Jaelani Qoddasallohu sirrohuma wa ‘a’ada alaiya mimbarokatihima wakaromatihima wa ulumihima wamiddana bimada dadihima syaiun lillahi lahuma walahum Al Fatihah 3x.
- Tsumma ila hadroti syeikh Syarif Hidayatulloh, wambah Kuwu Cakra Buana, wakhodamus syarifah min ahli masjid agung Kesepuan Cirebon, Qoddasallohu sirrohuma wa ‘a’ada ‘alaiya mimbarokatihima wakaromatihima wa ulumihima wamiddana bimada dadihima syaiun lillahi lahum Al Fatihah 1x.
- Tsumma ila hadroti Abil Qosim Al Bagdadi, waila hadroti Abul Hasan Assyadili, wa Abul Abbas Al Jahri Baliya Bin malkan, waila hadroti syeikh Abdul Qodir Al Jaelani waila hadroti syeikh Syarif Hidayatulloh wambah Kuwu Cakara Buana, wa kyai Bukhori, syaiun lillahi lahum Al Fatihah 7x.
Setelah ini, baca ayat ursy dan sesudahnya berdoa seperti yang Penulis tulis sebelumnya.
Untuk pengamalan ayatul Kursy, paling baik dipuasai selama 41 hari dengan buka dan sahur bilaruhin (tidak makan yang bernyawa). Namun bila tidak kuat dalam melaksanakan puasa yang cukup lama ini, Anda bisa mengurangi puasanya dengan hitungan sebagai berikut: 41/ 31/ 21/ 17/ 11/ 9/ 7 hari. Terserah berapa hari yang Anda mampu dan inginkan. Disini tentunya kekuatan dari karomah yang ada akan bervariasi tergantung lamanya Anda berpuasa.
Tapi yang paling penting dan perlu diingat, berapapun lamanya Anda berpuasa, buka dan sahur harus dengan cara bilaruhin atau tidak makan yang bernyawa. Dan untuk bilangan ayatul Kursy yang harus Anda baca di setiap malam paling sempurna 333x. Tapi bila tidak kuat boleh dengan bilangan yang lebih rendah, yakni: 331x/ 221x/ 121x/ 77x.
Sedangkan doa yang harus dibaca, Anda boleh memilih banyak tidaknya tergantung dari keihlasan hati, yaitu boleh dibaca sebanyak 41x/ 31x/ 21x/ 11x.
Nah, sebagai kesempurnaan dalam melaksanakan ritual Ilmu Ayatul Kursy, amalanya ini harus selalu dibaca secara istikomah setiap pukul 23.00 atau lebih, sampai dengan selesainya puasa.
Bila anda sudah melakukan tirakat yang Penulis sebutkan tadi, Anda bisa buktikan langsung manfaatnya, terutama dalam hal pengasihan. Karena Penulis sendiri sejak tahun 1995 sudah digembleng oleh sang guru, yaitu diharuskan puasa Ilmu Ayatul Kursy selama 41 hari dan diulang sebanyak 3x = 123 hari. Namun sekali lagi Penulis katakan, bahwa kuat tidaknya ilmu ini tergantung dari lama tidaknya Anda berpuasa dan mengamalkannya.
Nah, bagi yang mengikuti puasa 41 hari serta mengamalkan paling banyak, coba buktikan sendiri. Hasilnya pasti luar biasa. Tanpa sadar kita akan bisa berhubungan langsung dengan para goib, bisa mengobati penyakit secara spontan, bisa meracik sarana pengasihan secara permanen, bisa mengisi gaman dan pusaka kapanpun kita mau, bisa mengambil pusaka tanpa harus gerak, dan yang paling mencengangkan dalam manfaat ilmu ini kita akan terus disukai lawan jenis di manapun kita berada.
Kini, semua tergantung para pengamal. Bila Anda sekalian mau mengikuti kesempurnaan dari tirakat yang sudah kami bedarkan di atas, maka Insya Allah hasilnya akan sangat bermanfaat.
Ilmu ini sangat langka dengan sanad atau silsilah lengkap yang keakuratannya masih sangat terjaga, baik dalam hal karomah maupun manfaat lainnya.
Sebagaimana kisah keberhasilan dari salah seorang tokoh pengijazah yang pernah dituliskan dalam biodatanya, yaitu sebuah sanjungan dari kidung Jawa yang dituliskan memakai huruf Arab. Tokoh dimaksud adalah Kyai Burhan, Godong, Demak Jateng (Alm).
Dia banyak mengupas tentang kedahsyatan Ayatul Kursy, di antara salah satu tulisannya berbunyi demikian:
“ Ngerti ora ngerti kang pasti gerak ngelakoni, wujud ora ketoro yen ora ngumbeni ilmu, agung pisan ilmu ibu rugi kang akeh cangkem mlumah badan ora gerak. Sejatine ilmu agung kang dadi kedelok, sejatine ilmu wujud kang akeh nyoto keagungan, ora rugi ngumbe ilmu iki kang dadi akhir derajat mulyo ing dunya lan gon mati, ilmu kang kesifatan sempurnane alam, urip saking dadi lan mati saking males, godong ijo kang memantes ,kayu kuat kang dadi jogo, akar atos kang dadi pinguat, ora nana kang dadi sempurna kecuali neng jerone Ayatul Kursy, Ars kang dadi lambang paling duwur, saking keagungan kang maha agung.”
Kurang lebih artinya:
“Mengerti maupun tidak mengerti yang pasti kita harus bisa melaksanakan puasa dan tirakat ilmu Ayatul Kursy, karena bagaimanapun juga ilmu ini tidak akan bisa kita dirasakan apabila hanya berdiam diri, ilmu ini sangat agung sebagaimana ilmu bangsa uluhiyah/ raja, sesungguhnya sangat rugi bagi kita yang hanya mengumbar mulut tapi tidak mau melaksanakan arti tirakat, sejatinya ilmu agung pasti akan tampak segala karomah yang bisa kita perlihatkan secara nyata, sejatinya ilmu yang sangat mustajabah dengan segala keagungan yang bisa diwujudkan, sungguh tidak rugi memiliki ilmu ini dengan tirakat dan penebusan dari badan kita sendiri, sebab ilmu ini akan membawa derajat kita selamat dunya dan akherat, ilmu yang mempunyai sifat sempurna dari semua ilmu yang ada di alam buana, ilmu ini akan terus hidup kecuali bagi orang malas yang tidak mau melaksanakan penebusan puasa dan tirakat, ilmu yang menjadi kesempurnaan, ilmu yang menjadi tameng dari segala marabahaya, ilmu yang menjadi perisai paling kokoh dalam sanubari dan ruhaniyyah kita, karena sesungguhnya tidak ada yang sempurna kecuali karomah ayatul kursy, Ars yang menjadi nama dari ilmu ini dan Ars pula derajat tertinggi dari semua derajat, sesungguhnya ilmu ini sangat agung dari semua yang dianggap agung”
Dalam sejarah hidupnya, Kyai Burhan ini sangat terkenal sekali di kalangan sufi dan ahli taraket Jawa akan derajat kewaliyannya. Semasa hidupnya sang Kyai tidak pernah meninggalkan amalan Ayatul Kursy ini hingga akhir usia. Karena itulah almarhum diberi karomah oleh Allah SWT, lewat wasilah ilmu Ayatul Kursy hingga menjadi seorang yang memiliki kelebihan tinggi, diantaranya: Bisa menciptakan uang secara kontan, bisa merubah daun dan benda lainnya jadi emas, dan yang paling masyhur bisa mendatangkan batu merah delima dalam satu hari sebanyak 110 biji.
Disisi lain, sang Kyai juga terkenal dengan ketepatannya dalam berhitung, seperti saat dia menghitung jatuhnya dedaunan di seluruh wilayah Demak dalam kurun satu hari, waktu itu dengan 2004 personil yang dikerahkan untuk memungut daun yang jatuh sekaligus menghitungnya. Ternyata apa yang diucapkan oleh Kyai Burhan ini sangatlah tepat….
Kini terserah para Pembaca mau tidaknya menjalankan Ilmu Ayatul Kursy yang didalamnya sarat akan manfaat dan faedah. Bagi Anda yang bersungguh sungguh tentunya akan membawa suatu keberuntungan hidup yang lebih baik dikemudian hari. Semoga!
loading...
0 Response to "kejawen {ilmu sejati-sejatineng ilmu}"
Posting Komentar